Rabu, 03 Agustus 2011

Sejarah Kabupaten Sumbawa Barat

Sejarah Singkat Kabupaten Sumbawa Barat
Upaya untuk mengembangkan daerah otonom baru tentu tidak lepas dari ikhtiar yang berlandaskan pada upaya mensejahterakan masyarakat. Terdapat kecenderungan akselerasi pembangunan berpusat di sekitar pusat pemerintahan, yaitu dikonsentrasikannya kegiatan pembangunan, baik fisik, maupun non fisik pada wilayah ibu kota, maupun wilayah-wilayah kecamatan lainnya. Kesenjangan ini oleh masyarakat cukup dipahami, oleh karena disadari bahwa hal ini disebabkan oleh rentang kendali pemerintahan yang luas.
       Atas dasar itulah dan seiring dengan arus gelombang reformasi yang melanda republik ini, serta diperkuat oleh telah diberlakukannya UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999, telah terbuka jalan bagi setiap kelompok masyarakat untuk mengekspresikan diri secara bebas dan terbuka. Salah satu bentuk ekspresi diri tersebut adalah pernyataan kehendak untuk membentuk daerah otonom baru dari berbagai kalangan masyarakat yang sebelumnya telah menyatu dalam satu wilayah kekuasaan daerah otonom tertentu. Di antara segmen masyarakat yang mengekspresikan dalam wujud yang demikian itu adalah masyarakat di bagian barat Kabupaten Sumbawa (masyarakat kecamatan-kecamatan Seteluk, Brang Rea, Taliwang, Jereweh, dan Sekongkang).
       Ide Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat berangkat dari kenyataan bahwa rentang kendali antara pusat kabupaten dengan masyarakat Sumbawa Barat teramat jauh, sehingga mengakibatkan lambannya pelayanan pemerintah kepada masyarakat, lambannya pemerataan pembangunan, lambannya upaya peningkatan SDM, dan lain sebagainya. Untuk itu, para tokoh masyarakat di Sumbawa Barat segera mencetuskan ide Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat. Ide itu kemudian disosialisasikan kepada seluruh komponen masyarakat di kecamatan-kecamatan Sekongkang, Jereweh, Taliwang, Brang Rea, Seteluk, Alas Barat, Alas, dan Utan Rhee dalam suatu rapat yang dihadiri oleh perwakilan masyarakat dari 8 (delapan) kecamatan tersebut pada tanggal 10 Maret 2000. pada pertemuan itulah dideklarasikan Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat, dan sekaligus dibentuk Komite Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat (KPKSB) yang kepengurusannya mengakomodir perwakilan delapan kecamatan.
      Deklarasi Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat 10 Maret 2000 tersebut merupakan ekspresi dari kemauan politik masyarakat di delapan kecamatan yang diwakili oleh beberapa orang tokoh-tokohnya. Aspirasi tersebut rupanya mendapat respon positif dari Bupati dan DPRD Sumbawa dengan keluarnya Rekomendasi Bupati No. 135/060/PEM/2000 dan Rekomendasi DPRD No. 690/17/2001. Kedua lembaga tersebut dalam rekomendasinya memberikan petunjuk kepada KPKSB untuk melakukan sosialisasi lebih lanjut kepada masyarakat di delapan kecamatan.

Pembentukan KPKSB
     Peserta deklarasi tersebut kemudian menunjuk beberapa orang menjadi formatur untuk membentuk tim kerja yang bertugas melakukan berbagai hal yang diperlukan bagi terbentuknya Kabupaten Sumbawa Barat. Tim kerja itu bernama Komite Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat (KPKSB) yang diketuai oleh Ustadz Drs. M. Nur Yasin, dan beranggotakan puluhan tokoh dari berbagai komponen masyarakat di delapan kecamatan.

     Berdasarkan hasil sosialisasi tersebut, KPKSB melakukan evaluasi dan konsolidasi internal pada tanggal 23 April 2002 yang menghasilkan refreshing kepengurusan KPKSB dan melakukan pengkajian ulang terhadap batas wilayah Kabupaten Sumbawa Barat. Ternyata soliditas masyarakat di 5 (lima) kecamatan berhasil mencapai kesepakatan bersama dengan menetapkan batas wilayah meliputi Kecamatan-Kecamatan Seteluk, Brang Rea, Taliwang, Jereweh, dan Sekongkang, serta menetapkan pula Taliwang sebagai ibukota kabupatennya dengan penyebaran kantor dinas/instansi tingkat kabupaten di 4 (empat) kecamatan lainnya. (Aspirasi Politik Masyarakat Sumbawa Barat & Pemerintah Kabupaten Sumbawa terlampir).

     Dengan demikian, Pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat ini merupakan gagasan murni dari seluruh komponen masyarakat setempat, termasuk juga di dalamnya kemauan politik pemerintah Kabupaten Sumbawa (eksekutif dan legislatif) agar diberikan kesempatan dan kepercayaan penuh untuk lebih dapat mengatur nasibnya sendiri dalam bentuk kabupaten baru yang lepas dari kabupaten induk yang semata-mata hanya bertujuan untuk mempercepat pengembangan pembangunan menuju masyarakat yang bermartabat dan sejahtera merata di seluruh wilayah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selasa, 02 Agustus 2011

Pantai Maluk, Wisata Pesisir Pulau Sumbawa Pantai Maluk, Wisata Pesisir Pulau Sumbawa barat



MENYUSURI pantai barat hingga selatan Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sungguh menyenangkan, karena pemandangan di pesisir pantai Kabupaten Sumbawa Barat ini masih asri.
Kabupaten Sumbawa Barat memiliki lima kecamatan yakni: Taliwang, Jereweh, Sekongkang, Brang Rea, dan Seteluk. Keberadaan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di Kecamatan Sekongkang dan Jereweh merupakan pemicu dalam membangunkan potensi wisata pantai di kawasan ini.

Salah satu pantai yang mulai dikenal saat ini adalah Pantai Maluk. Pantai ini begitu indah dan mempesona siapa saja ingin segera berenang dan berjemur saat cuaca sedang cerah, matahari memancarkan sinarnya dan ombak bergulung–gulung, silih berganti menuju tepi pantai. Pada akhir pekan, pantai ini akan diramaikan warga sekitar dan karyawan PT NNT untuk menghabiskan waktu, menghilangkan kepenatan setelah bekerja penuh di perusahaan pertambangan ini.
Keberadaan pantai Maluk sebagai daerah wisata baru di Kabupaten Sumbawa Barat tak terlepas dari sentuhan kepedulian PT NNT. “Kita sangat peduli terhadap lingkungan masyarakat di lingkar tambang dan bagaimana meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujar Malik Salim, Senior Manajer Hubungan Eksternal PT NNT belum lama ini.
Malik menuturkan, sebelumnya pantai ini tak terurus dan banyak dipenuhi sampah. Secara perlahan–lahan masyarakat di sekitar pantai diajak untuk menjadikan pantai Maluk sebagai daerah wisata. “Kita ajak masyarakat membersihkan pantai dan menjaga kebersihannya,” sambung Malik.
Sekarang, kalau Anda ke Maluk, bisa dilihat betapa pantai itu terlihat bersih. Fasilitas pun terlihat lengkap, seperti tempat parkir kendaraan, warung–warung makan, penyewaan kano, bar, tempat bermain anak–anak, Musholla, WC dan kran untuk basuh badan setelah mandi di pantai, tempat duduk dipinggir pantai/berjemur matahari dan sebagainya. Semua fasilitas yang dibangun PT NNT telah diserahkan ke pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat pada awal Januari 2005.
Kadang terlihat sebuah kapal layar memasuki kawasan pantai Maluk mengangkut wisatawan dari Bali untuk berselancar di pantai ini. Hanya saja begitu selesai berselancar, mereka kembali ke kapal untuk bermalam. Sayang sekali. Harus diakui, sarana akomodasi di pantai Maluk memang belum begitu banyak. Namun potensi ke arah itu sangat terbuka di masa mendatang.
Padahal untuk mencapai pantai Maluk sangat mudah. Melalui laut terdapat penyeberangan melalui Pelabuhan Kayangan (Pulau Lombok) menuju Pototano (Sumbawa) selama 1 jam dan dilayani kapal feri selama 24 jam. Dari Tano menuju Maluk butuh waktu 2 jam lewat darat menyusuri jalan sepanjang 60 kilometer. Memang ada boat dari Kayangan ke Benete, namun fasilitas ini diperuntukkan bagi karyawan PT NNT. Waktu tempuhnya hanya 1,5 jam.

Pada 18 Februari 2004, seorang pengusaha setempat melakukan kerja sama dengan PT Merpati Nusantara untuk membuka penerbangan Denpasar–Sekongkang. Lapangan terbang untuk didarati pesawat jenis Twin Otter pun disiapkan. Tujuan awalnya adalah memudahkan para karyawan PT NNT menjalankan aktivitas dan ke depan tak tertutup keberadaan lapangan terbang ini untuk menggairahkan potensi wisata di Sekongkang. Namun, apa lacur, gara–gara bom di Kedubes Australia, Jalan HR Rasuna Said pada September 2004, menyebabkan penerbangan dihentikan hingga sekarang. Padahal dari Sekongkang menuju Maluk cuma 6 kilometer.

Selain Maluk, masih banyak pantai–pantai di Kabupaten Sumbawa Barat yang layak dikunjungi. Anda bisa menyusuri pantai barat Sumbawa menuju utara dan menemukan pantai Poto Batu di Taliwang. Di pantai ini, Anda akan menemukan sebuah batu yang ditengahnya bolong. Setiap akhir pekan, masyarakat sekitar memadati pantai ini untuk berenang. Kenapa Anda tidak coba?